Jurnal Visual Kevin

Future Past Continuous

Kevin
Kevin

Saya punya banyak kekhawatiran soal hidup saya. Kekhawatiran mengenai diri saya sendiri, identitas saya, dunia sekitar saya, keputusan-keputusan saya, hingga ke hal yang remeh seperti apa pose berfoto yang cocok saya peragakan ketika mengenakan jubah toga. Kekhawatiran—yang nampaknya kurang tepat saya utarakan dalam hari-hari menuju wisuda yang menandai resminya kelulusan saya sebagai sarjana dan menempelkan stiker berkilau berbunyi "CALON PENGANGGURAN" dalam hal yang disebut sebagai citra diri saya. Ya, beberapa bulan ke belakang terjadi banyak sekali pergeseran, perubahan, dan pertukaran yang terjadi dalam hidup saya. Pergeseran besar dan kecil ini membuat saya 'merawat' kekhawatiran saya, menumbuhkan rasa curiga dan takut terhadap apa yang masa depan persiapkan untuk saya.

Padahal, life update saya sebetulnya tidak buruk-buruk amat. Saya berhasil menamatkan Fasilkom dengan IPK mencapai target saya selama ini. Saya berhasil mendapat pekerjaan penuh waktu sebelum saya bahkan resmi wisuda. Saya masih bisa menyempatkan mengajar sebagai pekerjaan kedua saya. Saya sangat senang mendengar Green Day akan kembali konser di Jakarta setelah 29 tahun di bulan Februari nanti. Deadpool & Wolverine ternyata gak jelek. Dan di luar itupun, masih ada beberapa hal baik lain yang belum ingin saya sampaikan, yang tak lain dan tak bukan karena kekhawatiran tersebut.

Well, mungkin kekhawatiran itu berdasar, pada akhirnya. Lingkaran pertemanan saya semakin kecil, dan saya takut lingkaran-lingkaran ini mengalami perpecahan untuk yang terburuk. Situasi sosial-ekonomi-politik negara terus menerus memburuk, membawa banyak berita yang sejujurnya saking buruknya sudah di titik memicu untuk saya pribadi. Pengangguran dan PHK di mana-mana, menyebabkan bahkan CV-CV kolega saya yang paling mentereng sekalipun kesulitan mendapatkan pekerjaan tetap. Dan tak henti-hentinya saya diliputi ketakutan besar atas masa depan saya—yang semakin hari semakin nyata rasanya bahwa saya tidak punya apapun atau siapapun disini. Seringkali rasanya saya hanya ingin memuntahkan semuanya lalu pergi menghilang dari peradaban.

Untungnya, tulisan ini tidak ditulis untuk sekadar curhat dengan too much information. Future Past Continuous bukan hanya tentang yang lampau, yang kini, dan yang nanti. Tapi, ini tentang mencari dan menemukan, tentang melangkah dan menetap. Tak apa kecewa dengan yang hari ini, karena hari esok akan berbeda lagi. Tak apa juga berharap untuk hari esok, karena tak pernah ada garis finis yang benar-benar hakiki, selain garis yang ditakdirkan Yang Maha Esa. Di titik ini, saya hanya punya harapan agar mereka yang saya cintai bisa bertumbuh menjadi versi terbaiknya, tak peduli dimanapun mereka berada—baik masih berteman ataupun berkomunikasi dengan saya maupun tidak lagi.

Share this post:

Featured Posts

Stories about my experiences, projects, and thoughts.

Building My Personal Website and the Unexpected Journey of Self-Discovery

Creating and working on my personal website has been an unforeseen force of self-discovery. From showcasing my projects as a CS student to creating a blog for my inner musings, this ongoing project has taught me not just about web development, but also about confronting my own limitations and celebrating my growth. In this meta kinda blog I reflect on how this digital endeavor has become a mirror to my inner world.

Tentang Marah

Beberapa kali aku mendapat pertanyaan ajaib "Lu pernah marah ga Kev?"

Copyright © 2024 Kevin. All rights reserved.

Jurnal Visual Kevin is a trademark and serves as both a project name and alias of Kevin.